MODEL ANTRIAN PADA APOTEK PUSKESMAS INGIN JAYA ACEH BESAR
Meningkatnya kompetisi
yang mengarah pada
tuntutan kebutuhan konsumen
baik dari kualitas maupun kuantitas menyebabkan dunia usaha harus
berjuang untuk neningkatkan pelayanan
yang efektif, efisien
dan fleksibelnya untuk
dapat berinovasi secara
cepat dan tepat. Salah satu
hal yang mencolok dalam sebuah instansi
pelayanan langsung kekonsumen adalah
bagian fasilitas pelayanan
(kasir). Waktu mengantri
yang terlalu panjang
dan lama menyebabkan konsumen
jenuh, enggan kembali berkunjung dimasa yang akan datang, di sisi lain apabila
tidak ada antrian
tenaga kerja bagian
pelayanan (kasir) banyak
yang mengganggur menyebabkan kerugian secara implinsif bagi perusahaan
(Fitri, 2009:1).
Sistem antrian mencakup pelanggan yang datang dengan laju
konstan atau bervariasi untuk
mendapatkan layanan pada
suatu fasilitas layanan.
Jika pelanggan yang
datang dapat memasuki fasilitas
layanan, pelanggan dapat
langsung dilayani. Jika
pelanggan harus menunggu
dilayani, pelanggan berpartisipasi atau membentuk antrian, dan akan berada
dalam antrian hingga pelanggan
dapat giliran untuk
dilayani. Pelanggan akan
dilayani dengan laju layanan
yang konstan atau bervariasi
dan akhirnya menginggalkan
sistem. Sistem antrian mencakup baik antrian dan fasilitas
layanannya (Antono, 2010:259-260).
Puskesmas Ingin Jaya merupakan salah satu puskesmas yang
memiliki persediaan obat yang lengkap serta pelayanan yang ramah. Jika antrian
sering terjadi dalam transaksi maka pasienakan malas dan merasa waktunya
terbuang dengan percuma. Kecekatan dari seorang asisten apoteker tidak akan
seimbang dengan banyaksnya jumlah pasien yang ada dalam antrian di bagian Apotek
Puskesmas Ingin Jaya.
Maka dibutuhkan sistem
antrian yang tepat
untuk mengurangi antrian tersebut. Penelitian ini
bertujuan adalah untuk
mengetahui apakah jumlah
sistem fasilitas pelayanan pada
Apotek Puskesmas Ingin Jaya Aceh Besar sudah maksimal sehingga dapat melayani
pasien secara optimal.
TINJAUAN TEORETIS
Simulasi, merupakan
sebuah usaha untuk
menyalin fitur, tampilan,
dan karateristik sebuah sistem
nyata. Dalam model
ini, akan ditunjukan
bagaimana mensimulasikan bagian sebuah sistem manajemen operasi dengan
menggembangkan model matematika paling dekat yang menggambarkan sistem yang
sesungguhnya. Model ini kemudian akan digunakan untuk memperkirakan
efek dari berbagai
tindakan (Render, 2005:
474).
Antrian adalah
orang-orang atau barang
dalam barisan yang
sedang menunggu untuk dilayani,
demikian menurut Heizer
dan Render dalam
bukunya Operations Management (2005: 418).
Komponen-komponen dalam simulasi dijelaskan sebagai berikut:
1. Sistem adalah kumpulan dari objek dari entitas yang terintergrasi dan saling beraksi, dan
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan akhir tertentu secara logis.
2. State (keadaan sistem) adalah Sekumpulan variabel untuk
menyatakan keadaan sistem pada waktu tertentu, relatif terhadap objek yang
dipelajari.
3. Event adalah Suatu kejadian yang dapat mengubah keadaan
dari sebuah sistem.
4. Model adalah suatu pengajian abstrak dari suatu sistem
atau objek-objek dengan mengambil bentuk matematika atau biasanya mengandung
hubungan-hubungan yang logis yang menjelaskan sistem suatu keadaan ,entitas dan
parameter.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam
seluruh sistem antrian:
Single Channel-Single Phase berarti hanya
ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan dan ada satu fasilitas pelayanan.
2. Single Channel –Multi Phase
Single
Channel –Multi Phase merupakan
sistem antrian jalur tunggal dengan
tahapan berganda ini atau
menunjukkan ada dua
atau lebih pelayanan
yang dilaksanakan secara berurutan.
3. Multi Channel –Single Phase
Sistem Multi Channel –Single Phase terjadi
di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.
4. Multi Channel –Multi Phase
Sistem Multi
Channel –Multi Phase ini menunjukkan
bahwa setiap sistem
mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap sehingga
terdapat lebih dari satu pelanggan yang dapat dilayani pada waktu bersamaan.
Pengolahan data dilakukan pengumpulan data, kemudian
data-data tersebut diolah melalui beberapa tahap, yaitu:
1 1. Pengujian kecukupan data
Keterangan:
𝑁′=
Jumlah data teoritis (data pengamatan yang seharusnya dilakukan)
N= Jumlah data pengamatan yang
sudah dilakukan
k= Tingkat kepercayaan (95%, k =
2)
s = Derajat ketelitian pengamatan
(5%)
x = Data pengamatan
2 2. Menghitung karakteristik sistem antrian, (Nur
Susuila dkk, 2014)
a.
Rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian
b.
Jumlah rata-rata pelanggan dalam sisitem (L)
c.
Rata-rata waktu dalam antrian
d.
Rata-rata waktu dalam sistem
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah pasien rata-rata dalam antrian adalah banyaknya
permintaan pelayanan yang datang menunggu
dari pasien untuk
dilayani. Adanya pasien dalam
antrian disebabkan adanya
keterbatasan kemampuan dalam
pelayanan dimana tingkat
kedatangan permintaan pelayanan
dari pasien bersifat acak yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari tabel diatas
dapat diketahui waktu pasien
selama dalam antrian pada proses pengambilan obat di Apotek Puskesmas
Ingin Jaya rata-rata 24 menit sampai 30 menit waktu pasien selama
berada dalam antrian.
Dari hasil perhitungan
diatas maka dapat
diperoleh analisis antrian pada proses pengambilan obat di apotek
Puskesmas Ingin Jaya melalui model sistem antrian satu jalur pelayanan dan satu
fasilitas pelayanan. Berikut adalah rekapitulasi sistem antrian di apotek
Puskesmas Ingin Jaya dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan
hasil analisa diatas
maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja pelayanan
sistem antrian berdasarkan peritungan model M/M/1 pada Apotek Puskesmas
Ingin Jaya Aceh Besar belum optimal, hal ini terlihat dari hasil analisa bahwa
standar waktu pelayanan (𝑊𝑞)30 menit
karena Standar waktu yang
ditetapkan oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 standar
pelayan minimal pada proses farmasi yaitu obat jadi selama ≤ 30 menit.
KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data menggunakan metode antrian dengan
model single chanel single phase atau
M/M/1 maka antrian
pada jam sibuk
terjadi pada pukul
09.00 –10.00, dimana terlihat
pada jam tersebut pasien menunggu dalam antrian terpanjang sebanyak 11 orang
dan pasien menunggu dalam antrian terpendek terjadipada pukul 11.00–12.00 yaitu
sebanyak 9 orang. Untuk itu pelayanan pada proses pengambilan obat di apotek Puskesmas
Ingin Jaya dapat diatasi dengan penambahan satu fasilitas pelayanan (menjadi
dua fasilitas) pada saat jam sibuk yaitu pada pukul 09.00 -10.00.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimal.ac.id/4983/1/12-Paper-SNTI-2019.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/103295-ID-none.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar