Senin, 04 Mei 2020

Pengembangan Model Simulasi Komputer Sistem Angkutan Penyeberangan Laut (Adi Liyani Saputra, SIMPEL E)

Nama  : Adi Liyani Saputra
NIM    : 201731235

SIMPEL_E1

Pengembangan Model Simulasi Komputer Sistem Angkutan Penyeberangan Laut 

 

PENDAHULUAN 

Salah satu akses dari Surabaya ke Pulau Madura dan sebaliknya saat ini adalah menggunakan penyeberangan kapal feri Perak-Kamal. Jumlah armada kapal feri yang digunakan setelah Jembatan Suramadu beroperasi pada tahun 2009 ada 6 kapal feri yang rata-rata usianya juga sudah uzur dan sebelum Jembatan Suramadu beroperasi sebanyak 18 buah. Sebelum Jembatan Suramadu beroperasi feri-feri tersebut dikelola enam perusahaan, melalui tiga dermaga di masing-masing pelabuhan. Dengan jumlah feri dan penyeberang yang tak berimbang, menyebabkan waktu tunggu yang panjang. Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2008 volume lalu lintas feri per arah per hari adalah 315 buah kendaraan ringan, 1036 buah truk kecil, 324 buah truk besar, 260 buah bus dan 8128 buah sepeda motor. Kapasitas feri yang tersedia tersebut sudah jenuh yang diindikasikan dengan waktu tunggu rata-rata kendaraan yang terjadi di pelabuhan Ujung maupun Kamal adalah 30 menit. Kecuali untuk jenis sepeda motor yang lebih leluasa menembus antrean. Sedangkan waktu yang digunakan untuk menaikkan penumpang dari pelabuhan ke atas feri selama 15 menit. Waktu tempuh yang diperlukan untuk penyeberangan 30 menit, dan waktu untuk menurunkan penumpang 15 menit. Total waktu dibutuhkan sekitar 60 menit atau satu jam. Waktu ini akan semakin panjang ketika akhir pekan atau musim liburan. Menjelang Lebaran dan Hari Besar Islam malah sering tak terkendali. Budaya "toron" (pulang kampung) bagi masyarakat Madura seakan menu wajib bagi mereka. Akibatnya, peningkatan mobilitas manusia dan barang tak dapat terhindarkan. Di lain segi kapasitas feri tidak bisa ditambah karena dapat mengganggu alur pelayaran yang ada.
Waktu tunggu dalam angkutan penyeberangan merupakan waktu nonproduktif yang melibatkan kepentingan perusahaan angkutan penyebarangan dan kepentingan costumer/penyeberang, karena Surabaya – Kamal Bangkalan Madura perlu dicari alternatif-alternatif tindakan strategi penyelesaiannya untuk mengurangi lama waktu tunggu. Menurut May dalam Utomo terdapat dua metode untuk mengalisis permasalahan pada sistem antrian yaitu metode shock waves dan metode antrian. Metode antrian masih dibedakan pada keadaan deterministik dan stokastik. Dua  keadaan ini berpengaruh besar terhadap tingkat kemudahan analisis sistem antrian. Pada keadaan deterministik analisis untuk mencari solusinya cenderung relatif lebih mudah dibandingkan keadaan stokastik. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi pemrograman komputer, sistem antrian dengan keadaan stokastik bisa disimulasikan dengan bantuan komputer. Sehingga analisis untuk mencari solusi bisa didapatkan dengan lebih mudah. Sebagai tahap awal simulasi komputer, pemodelan sistem merupakan tahap yang sangat kritis, sebab berhasil tidaknya simulasi komputer hampir sepenuhnya ditentukan pada berhasil tidaknya dalam memodelkan sistem nyata. Utomo telah mengembangkan model optimasi untuk pengoperasian pintu tol dengan tujuan mencari tingkat hubungan tingkat kedatangan kendaraan dengan jumlah kendaraan menunggu rata-rata dan mencari hubungan antara tingkat kedatangan kendaraan dengan waktu menunggu rata-rata. Pada model sistem antrian sederhana pintu tol yang dikembangkan secara dinamis oleh Sediono dan Handoko dengan bantuan simulasi komputer yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengopersaian gerbang tol telah memberikan hasil bahwa startegi ”buka-tutup’ gerbang tol cukup efektif dalam mengantisipasi perubahan laju kedatangan kendaraan yang sementara itu Hogan dan Wojcik mengembangkan model simulasi komputer untuk lalu lintas udara dengan kondisi operasional yang kompleks. Syafe’i membangun model simulasi dinamis pada permasalahan pengaruh perilaku pengguna busway terhadap kemacetan lalu lintas jalan raya dan dampaknya terhadap modal transportasi. Model yang dikembangkan dalam penelitian-penelitian tersebut hanya secara spesifik menjadikan entitas angkutan kendaraan darat dan udara saja. Pada makalah ini dikembangkan model simulasi diskrit angkutan penyeberangan laut di mana ukuran kinerja dinyatakan dalam rata-rata lama entitas dalam sistem antrian. Model simulasi ini dikembangkan dengan menggunakan data tahun 2008 di mana Jembatan Suramadu belum beroperasi, sehingga hasil simulasi ini merupakan deskripsi sistem antrian penyeberangan dengan kondisi belum ada Jembatan Suramadu.

Metode Penelitian 

McDermott dalam Tunas mendefinikan sistem sebagai entitas yang mempertahankan eksistensi dan fungsinya secara keseluruhan melalui intraksi antarbagian-bagiannya. Perilaku dari suatu sistem berbeda dengan sistem yang lainnya, tergantung dari bagaimana hubungan antara bagian-bagiannya, bukan dari perbedaan antara bagian dari sistem yang satu dengan sistem yang lain. Sehingga sifat sistem dicerminkan oleh sifat dari keseluruhannya. Sifat tersebut tidak dimiliki oleh hanya satu bagian. Semakin komplek sistem yang bersangkutan, semakin sulit diprediksi sifat dari sistem itu .
Menurut Smith dalam Tunas tujuan dari studi sistem terutama yang berorientasi kepada pendayagunaan berpikir kesisteman, adalah untuk menyelidiki permasalahan yang ada pada sistem dan memperbaiki kinerja sistem secara keseluruhan.

Model konseptual sistem angkutan penyeberangan

Model konseptual adalah representasi hasil pengambilan data dari sistem nyata angkutan penyeberangan dan formulasi bagaimana sistem bekerja. Pada gambar 1 diperlihatkan bahwa input model adalah data waktu antar kedatangan dan data waktu pelayanan dengan ukuran kinerja model adalah rata-rata lama waktu entitas dala sistem. Ukuran kinerja dapat diperbaiki dengan melakukan skenario perubahan pada kapasitas pelayanan. Pengembangan model simulasi membutuhkan konversi model konseptual model simulasi. Sementara itu, sistem antrian pada penyeberangan Ujung-Kamal dan Kama- Ujung dideskripsikan dengan entity flow diagram pada gambar 2.
Gambar 1. Model Konseptual Simulasi Komputer Sistem Penyebrangan Laut
Gambar 2. Diagram alir entitas dalam sistem penyebrangan laut


Gambar 3. Uji kecocokan distribusi statistik data waktu antar kedatangan entitas


Distribusi statistik waktu antar kedatangan entitas dan lama waktu pelayanan dalam antrian diperoleh dengan melakukan uji distribusi statistik menggunakan. Model operasional yang dikembangkan dalam penelitian ini dikodekan dengan perangkat lunak Promodel V.6, di mana untuk pengembangan model simulasi harus didefinisikan terlebih dahulu: locations, entities, path network, resources, processing & routing, arrivals, variables dan attributes.

Eksperimen existing system

Berdasarkan performance measure yang ingin dicapai yaitu adalah minimasi rata-rata waktu entitas dalam sistem, maka dilakukan analisis output dengan melakukan perhitungan replikasi awal dengan aproksimasi kasar sebanyak 10 kali. Untuk menguji kecukupan jumlah replikasi berdasarkan aproksimasi kasar maka digunakan persamaan statistik berikut ini untuk menguji sampel besar dengan kesalahan relatif (re) :

...................................(1)
dengan :
s: standar deviasi ukuran performansi,
x : nilai rata-rata ukuran performansi,
re : tingkat kesalahan relatif,
Z/ 2  : nilai kritis yang diperleh dari tabel distribusi normal standar
Selanjutnya berdasar hasil replikasi awal 10 kali dengan:
1.  P: Tingkat Kepercayaan = 95%
2.  a: 1 – 0.95 = 0.05
3.  x  = 96,11
4.  s = 3,06
5.  re = 10%

Dengan menggunakan persamaan 1 diperoleh jumlah replikasi, n' = 0,47 » 1. Hal ini memberikan arti bahwa jumlah replikasi minimum yang dibutuhkan dengan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat kesalahan 10%. Karena n’ = 1 sedangkan n = 10 replikasi, jadi n’< n, sehingga tidak diperlukan penambahan replikasi lagi.

Validasi

Proses translasi dari kondisi real sistem ke model konseptual selalu melibatkan unsur kesalahan, karenanya perlu proses verifikasi dan validasi model untuk mereduksi atau mengeliminasi kesalahan. Proses verifikasi digunakan untuk membangun model dengan benar (building the model right) sedangkan proses validasi bertujuan untuk membangun model yang benar (building the right model). Bagaimana mengukur kesesuaian antara sistem nyata pelayanan angkutan penyeberangan Ujung-Kamal dengan model konseptual digunakan validasi model. Pelaksanaan validasi pada dasarnya paralel dengan simulasi awal artinya data yang didapatkan digunakan untuk simulasi awal dan proses validasi.
Dalam konteks model probabilistik, waktu antarkedatangan merupakan variabel random sehingga running simulasi tidak cukup dilakukan hanya satu kali. Karena itu dibutuhkan jumlah replikasi running yang cukup, hal ini identik dengan jumlah sampel yang diambil. Sifat replikasi ini harus bersifat independen satu dengan yang lain, agar dapat digunakan untuk mengestimasi nilai harapan respons output model. Variabel  respons  yang  diperhatikan dalam model simulasi yang dikembangkan adalah lama waktu entitas dalam sistem, sehingga dalam validasi menggunakan output statistik hasil simulasi Promodel yang diperhatikan adalah entity activity. Selanjutnya dengan bantuan modul statistik yang disediakan Promodel V.6, dihitung statistiknya untuk mengetahui rata-rata dari rata-rata lama waktu dalam sistem dari data replikasi.
Pada makalah ini simulasi bersifat steady state, artinya pengumpulan data untuk validasi dilakukan setelah warm up hours (data dalam kondisi transien diabaikan). Proses validasi menguji hasil output simulasi dibandingkan dengan data riil di lapangan yang diambil secara random, dengan statistik dibandingkan rata-rata dan deviasi standar. Perbandingan ini menguji hipotesis apakah ada kesamaan rata-rata lama waktu riil dalam sistem dengan rata-rata lama waktu dalam sisitem hasil output simulasi. Dengan demikian, uji hipotesis perbandingan simulasi lama waktu dalam sistem dilakukan dengan menguji persaman 2 dan persamaan 3.

Ho: μ1 = μ2 ............................(2)
H1: μ1 ≠ μ2  .......................... (3)

Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 13.0 dan hasilnya sperti yang tertera pada tabel 1 dan tabel 2. Pada tabel 2 ditunjukkan nilai F hitung sebesar 4,345 dengan probabilitas 5,2% atau lebih besar dari 5%, maka nilai t hitung berada di daerah penerimaan maka model valid.

Hasil dan Pembahasan

Identifikasi penentuan alternatif penyelesaian masalah untuk meminimumkan lama waktu dalam sistem, berdasarkan kondisi riil dan simulasi existing yang perlu kemungkinan mengurangi batas kapasitas setiap kapal dalam mengangkut jumlah kendaraan yang diangkut setiap kali pemberangkatan, misalnya dalam simulasi ini dilakukan pengurangan dari 40 (simulasi 1) unit menjadi 35 unit (simulasi 2). Hasil statistik untuk simulasi 2 terlihat pada gambar 5 berikut ini.
Seperti yang terlihat pada gambar 5 bahwa simulasi 1 dan simulasi 2 menunjukkan tren yang sama, maka pendekatan uji hipotesis menggunakan pendekatan rata-rata lama waktu dalam sistem dapat digunakan. Uji Hipotesis Perbandingan Simulasi Lama Waktu Dalam Sistem dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS 13.0, dengan:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar