Grescela Oktaria Sidabutar
201731295
Simulasi penerbangan (flight simulator)
Flight Simulator (Simulai Penerbangan) adalah suatu sistem yang dikondisikan untuk pengunanya sedang melakukan penerbangan yang nyata. Perbedaan tipe sebuah simulasi penerbangan dalam permainan komputer adalah ukuran dari kabin pesawat yang biasa disebut dengan kokpit serta keakurasi dari citra yang diolah oleh suatu keadaan dari seni teknologi komputer.
Menurut sejarah, Simulasi Penerbangan pertama di dunia yaitu dilakukan pada masa Perang Dunia I yang digunakan oleh US Army Air Corps (Korps Penerbangan AD-US Air Force) setelah terjadi kasus kehilangan lima penerbang terbaiknya dalam penerbangan pos malam hari dan buruknya cuaca pada waktu itu. Setelah kejadian tersebut, terjadi lagi kasus Angkatan Laut Jepang (Japans Imperial Navy) dan banyak lagi kasus lain di tiga puluh lima negara berbeda tentang kejadian kecelakaan pesawat terbang yang sayangnya tidak didokumentasikan. Serta kasus kecelakaan pesawat terbang tersebut menurut hasil instivestigasi disebabkan karena kurang tangkasnya para pilot dalam mengontrol (pilot errors), mengoperasikan (Action errors) dan mengendalikan (Decision error) pesawat terbang menghadapi gangguan yang terjadi pada masa itu(Hasjim blog, 2011).
Penggunaan Flight Simulator
Maka pada tahun 1915 dibuatlah alat simulasi penerbangan pertama kali, yang ditemukan oleh Edwin A. Link Jr yang bertujuan untuk menguji kecepatan reaksi terhadap ‘gangguan’ yang diberikan penguji yang digerakkan secara langsung dengan tangan dan didalamnya dilengkapi alat perekam gerakan untuk mencatat kecepatan reaksi para kandidat pilot dan untuk menguji aptitude para calon pilot (Kapten Lek Ir. Arwin D.W. Sumari, 2003).
Di masa kini simulasi penerbangan sering diaplikasikan oleh banyak industri penerbangan dan dunia kemiliteran untuk melatih para calon pilot dan pilot , simulasi penanggulangan bencana dan pengembangan sebuah pesawat terbang baru serta diaplikasikan juga di dunia industri luar angkasa untuk pekerjaan penting seperti pengembangan, pengujian, dan verifikasi baik perangkat keras maupun perangkat lunak pesawat maupun sebagai acuan pengembangan tampilan baru kokpit yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan awak pesawat.
Saat ini berbagai tipe Simulator dijumpai dalam dunia penerbangan di dunia baik simulator Sipil maupun Militer. Indonesia sendiri dalam dunia militer menggunakan simulator F-16 Buatan Thomshon-CSF. Dan dengan perkembangan dari alat simulator ini, “mata dunia” penerbangan khususnya menjadi tahu bahwa pentingnya alat ini untuk menyelamatkan ribuan nyawa penerbang (Kapten Lek Ir. Arwin D.W. Sumari, 2003)
III. Perkembangan Flight Simulator
Edwin A. Link Jr menemukan Flight Trainer yang dibuat hanya berupa mesin tiruan yang hanya bisa bergerak dalam tiga sumbu seperti pesawat. Yaitu gerakan pitch (atas-bawah/mengangguk), roll(berguling) dan yaw (samping kanan kiri) yang dihasilkan secara mekanik dari manipulasi vacuum suction dan bellows seperti yang digunakan pada organ dan piano. Flight Trainer ini mirip Kockpit yang dilengkapi dengan sebuah control column, control wheel, dua footpedal . Dengan mengetahui betapa pentingnya Flight Trainer, maka dikembangkan alat simulator ini tetapi hanya dengan penambahan radio komunikasi saja dan penambahan indikator dari kokpit untuk penyempurnaan dari Flight Simulatorsebelumnya.
Setelah terjadinya Perang Dunia II Amerika Serikat, mengembangkan besar-besaran simulasi penerbangan secara terampil dan inovatif guna melawan kekuatan musuh. Maka di kembangkan pula flight simulator yang bentuk replika pesawat terbang tempur saat itu agar para pilot pesawat tempur bisa menerapkannya nantinya di medan perang. Setelah Perang Dunia II selesai, para pakar dan ahli penerbangan mulai bersaing untuk bagaimana mensimulasikan para ahli dan pakar astronomi mereka untuk bisa memfoto serta meneropong bintang, yang nantinya diharapkan penerapan ini dilakukan pada astronot- astronot untuk meneliti benda-benda angkasa. Kebutuhan akan Flight Simulator atau Simulator ini semakin signifikan seiring dengan semakin modernnya perlengkapan peperangan udara dan alat simulator ini terus berkembang dan disempurnakan. Yang dulunya hanyaSingle Flight Simulator, pada tahun 1962 terciptalah Double Flight Simulator oleh ahli astronomi dan penerbangan yang dilengkapi dengan teknologi canggih yaitu layar lebar yang seakan-akan pengunaFlight Simulator merasa memang mengendalikanya dialam bebas seperti kenyataanya. Dan alan ini lebih di kenal dengan sebutan Differential Maneuvering Simulator (DMS). Bila di masa lalu tidak begitu banyak produsen pesawat tempur dan pada umumnya masih menggunakan teknologi konvensional, di era ini produsen pesawat tempur hampir ada di setiap benua di dunia. Hal ini memungkinkan diversifikasi produk pesawat tempur yang dihasilkan plus kecanggihannya yang tidak dimiliki hasil karya produsen lain dan tentunya sangat rahasia. Dengan berkembang dunia computerize, maka berkembang pula dunia simulasi penerbangan. Terlihat kendali sekarang jauh lebih canggih atau automatic dengan layar yang dikondisikan mampu mengakomodasikan dunia nyata masuk pada sistem Flight Simulatoryang baru ini. Dan yang terakhir, yaitu 4DWalk-In Flight Simulator. Dimana alat simulasi ini penerapannya di lengkapai dengan touch screen, iris scannerdan automatically button yang memudahkan pengeperasiannya dalam melakukan kendali. Dengan harapan nantinya apabila penerapanya pada penerbangan sebenarnya, pilot akan bisa menerapkan segi pengoperasian, pemilihan tindakan yang perlu dilakukan dan lebih memudahkan si pilot untuk melakukan maneuver-maneuver dalam pesawat tempur. Jenis navigasi ini telah diterapkan pada pesawat siluman AmerikaSerikat. Navigasi ini di perkenalkan dalam 2011 Paris Air Show.
Lebih dari itu 4D walk-in simulator dapat dengan mudah di add ataupun di remove tanpa kesulitan dalam program operasional penerbangan atau pengaruh program komputernya. Apapun yang ingin kita lihat dalam evolusi teknologi adalah membawa semakin banyak pengalaman ke dalam kokpit. Ada banyak informasi yang masuk ke dalam kokpit yang tidak dapat kita tangkap hanya dengan mengandalkan penglihatan, tetapi juga dengan pendengaran dan mungkin dengan sentuhan seperti yang kita lakukan(Wilson, 2011). Demi profisiensi penerbang-penerbang tempur Angkatan Udara adalah untuk mencapaizero accident. Pengembangan lebih jauh lagi ke depan adalah Composite Air Strike Flight Simulator (CASFS) yang mengintegrasikan beberapa simulator tipe pesawat yang berbeda untuk simulasi composite air strike pada suatu kegiatan olah yudha. Bila diperlukan formasi dalam pengawalan pesawat angkut atau formasi pesawat angkut yang membawa pasukan, dapat dengan mudah diskenariokan di dalam misi simulator. Dengan fasilitas CASFS, banyak keuntungan yang diperoleh diantaranya :
Misi ke garis depan beresiko tinggi dapat disimulasikan terlebih dahulu sehingga penerbang dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi pada saat pelaksanaan operasi terutama emergency situation. Memperkecil kerugian personel dan materiil sehingga zero accident operasi udara dapat dicapai. Menambah keyakinan pada personel dalam menyelesaikan tugas operasi udara.
IV. Flight Simulator bagi manusia.
Dengan adanya Flight Simulator ini, manusia memiliki beberapa keuntungan dalam menghindari kecelakaan atau situasi-situasi tertentu yang akan di simulasikan melalui alat simulasi ini, antara lain ada 4 hal pokok yang bisa diberikan dari alat ini :
§ Dari alat simulator ini dari segi visual diharapankan manusia dapat mendeskripsipkan maksud tertentu menjadi sebuah bentuk informasi yang lebih mudah dipahami.
§ Dari segi animasi nantinya akan diharapkan Flight simulator ini menjadi media presentasi, informasi, juga media pelengkap bagi penggunanya.
§ Dari segi simulasi diharapkan para pilot mampu mengaplikasikan alat yang digunakan untuk mensimulasikan kontrol atau fungsinya seperti layaknya pesawat terbang sesungguhnya.
§ Juga sebagai wahana latihan (learning curve) para pilot dalam hal pendidikan pilot tentang peningkatan ketangkasan dalam “mengoperatori” pesawat yang digunakan nantinya.
Dari pembelajaran ini akan didapatkan beberapa scenario yang akan dilakukan bila menghadapi masalah-masalah yang bakal terjadi setelah disimulasikan pada Flight Simulator ini. Jadi kesiapan pilot akan lebih teruji dan terasah dalam keadaan apa nantinya si pilot ini melakukan pengambilan keputusan baik itu dalam situasi terbaik, biasa atau terburuk sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar