SIMULASI PENANGANAN KEADAAN DARURAT KEBAKARAN
Kebakaran merupakan sesuatu bencana yang disebabkan oleh api atau pembakaran tidak terkawal, membahayakan nyawa manusia, bangunan atau ekologi. Ia boleh jadi sengaja atau tidak sengaja. Kebakaran lazimnya akan menyebabkan kerosakan atau kemusnahan pada binaan dan kecederaan atau kematian kepada manusia. Kebakaran kadangkala turut menyebabkan ribut kebakaran atau kebakaran liar. Kebakaran boleh menyebabkan kecederaan atau kematian yang berpunca daripada terhidu asap ataupun melecur.
Kebakaran dapat terjadi bila terdapat 3 hal tersebut:
- terdapat bahan yang mudah terbakar baik berupa bahan padat cair atau gas sperti kayu, kertas, textil, bensin, minyak,acetelin dll.
- terdapat suhu yang tinggi yang disebabkan oleh sumber panas seperti Sinar Matahari, Listrik atau kortsluiting, panas energy mekanik (gesekan), Reaksi Kimia, Kompresi Udara.
- Oksigen (02) yang cukup kandungannya. Makin besar kandungan oksigen dalam udara maka nyal api akan semakin besar. Pada kandungan oksigen kurang dari 12% tidak akan terjadi kebakaran.
(NFPA) National Fire Protection Association, menetapkan 5 katagori jenis penyebab kebakaran, yaitu kelas A, B, C, D dan K. Bahkan beberapa Negara menetapkan tambahan klasikasi dengan kelas E.
1. Kebakaran Kelas A
Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam.
Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air .
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.
Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik.
Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air.
Contoh : Kebakaran Klas C (listrik) jangan dipadamkan dengan alat pemadam jenis cair, seperti : air/busa, maka si pemadam itu sendiri akan terkena aliran listrik, karena air/busa adalah penghantar listrik.
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium, kalium, dsb.
Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry powder khusus.
5. Kebakaran Kelas K
kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul didapur dapat dikategorikan pada api Klas B.
6. Kebakaran kelas E
Kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada peralatan elektronik. Alat pemadam yang bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran jenis ini dapat juga menggunakan tepung kimia kering (dry powder), akan tetapi memiliki resiko kerusakan peralatan elektronik, karena dry powder mempunyai sifat lengket. Lebih cocok menggunakan pemadam api berbahan clean agent
Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa langkah yang dapat diambil jika terjadi kebakaran di tempat kerja.
Saat terjadi peristiwa di luar dugaan, kepanikan hanya akan membuyarkan konsentrasi dan mendorong munculnya kecerobohan. Rute penyelamatan atau denah tempat kerja yang sudah lekat dalam ingatan juga bisa dihilangkan seketika oleh rasa panik.
Usahakan untuk tetap tenang dan ingat kembali denah tempat kerja atau rute keselamatan. Biasanya denah atau rute keselamatan itu terpasang dekat tangga atau lift.
2. Matikan Peralatan Listrik
Saat mendengar alarm kebakaran, jangan buru-buru meninggalkan meja kerja. Biasanya kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek listrik, sehingga sebaiknya matikan atau lepaskan peralatan listrik. kemudian amankan dokumen yang dirasa penting.
3. Lindungi Saluran Pernapasan
Saat titik kebakaran berada cukup dekat, maka asap bisa jadi tak terhindarkan. Segera lindungi hidung dan mulut dengan tisu, tisu basah, sapu tangan atau bisa juga atasan yang dipakai. Asap kebakaran yang terhirup bisa beraki.
Asap akan bergerak ke atas, sehingga bungkukkan badan serendah mungkin, atau merangkaklah. Saat terjebak asap dalam kondisi ramai, tetap berada di posisi semula, tapi tetap bungkukkan badan. Tetap tutup hidung dan mulut dan bernapas perlahan.
4. Ikuti Petunjuk Evakuasi
Biasanya jika kebakaran terjadi di sebuah gedung, akan ada pengeras yang memberikan petunjuk arah untuk penghuni gedung. Namun jika tidak ada, ikuti petunjuk arah evakuasi yang biasa terpasang di dinding.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah jangan keluar dari gedung menggunaan lift karena dikhawatirkan dapat berhenti mendadak saat kondisi darurat.
Selain terjebak di dalam lift, orang juga dapat mengalami gangguan saraf akibat lift yang berhenti mendadak. Dalam situasi seperti ini, disarankan untuk menggunakan tangga darurat.
5. Jangan Sampai Terjebak di Keramaian
Penyebab banyaknya korban kebakaran biasanya karena penghuni gedung yang fokus pada satu akses keluar gedung. Penghuni gedung berdesakan dan terlanjur menghirup asap kemudian pingsan.
Sebaiknya jika terjebak keramaian, usahakan mencari jalan lain, bisa dengan ke ujung ruangan, lorong atau tangga.
Kalau memungkinkan, orang dapat keluar lewat jendela, dengan catatan jika posisi jendela tak terlalu tinggi dari tanah. Untuk mengatasi rasa cemas akibat ketinggian, coba duduk di kerangka jendela. Dorong tubuh perlahan dengan kedua tangan, jaga agar tubuh tidak tegang. Usahakan untuk mendarat dengan kedua kaki dan lutut jangan terkunci.
SKENARIO SIMULASI PENANGANAN KEADAAN DARURAT KEBAKARAN.
1. Lokasi kejadian
Keadaan darurat kebakaran terjadi di gedung J tepatnya di pintu masuk area produksi (lihat lay out kejadian darurat kebakaran).
2. Penyebab
Kebakaran disebabkan kesalahan operator menyimpan drum yang berisi produk yang masih panas diatas palet kayu, penyimpanan drum tersusun secara vertikal (ditumpuk), sementara diarea penyimpanan banyak terdapat material yang mudah terbakar, akhirnya terjadilah keadaan darurat kebakaran berskala sedang sehingga menimbulkan situasi tidak menentu diantara karyawan.
3. Langkah-Langkah Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran
- Ada kesalahan operator Grup 2 melakukan kesalahan menaruh drum berisi produk yang masih membara/panas diatas palet kayu dan menumpuk drum tersebut, beberapa saat kemudian Imat Ruhimat, melihat ada palet yang terbakar, kemudian berteriak “Kebakaran.., kebakaran., kebakaran..,” sambil minta bantuan karyawan yang lainnya (Fuji S, Tarsim, Sapudin, Karno KW, Muhi M, Kuat BS), Imat Ruhimat berlari mengambil alat pemadam kebakaran (APAR) terdekat untuk memadamkan api mula yang berada titik lokasi kebakaran.
- Karyawan yang lain, membantu mengambil APAR yang berada dilokasi lain dan membantu memadamkan kebakaran.
- Sapudin memecahkan box alarm dan menyalakan alarm (alarm berbunyi) lalu berlari keluar melalui arah evakuasi untuk menghubungi team komunikasi (security) karena diduga kebakaran berpotensi akan menjadi besar, Security menghubungi team keadaan darurat lainnya seperti koordinator, pengawas, team pemadam kebakaran, team evakuasi dan team P3K.
- Team tanggap darurat mengambil alih penanganan keadaan darurat sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dibantu karyawan lainnya, jika team pemadam menganggap potensi kebakaran tidak mungkin bisa ditanggulangi team, segera mengintruksikan team komunikasi untuk menghubungi pemadam kebakaran Jababeka.
- Team evakuasi (Lesmana, Minda M, Ujang W, Imat R, Fuji S, Akam, Satim S, Eko S, Tatang S, Asep S, Ardi R, Enjen), mengarahkan dan memastikan karyawan untuk keluar melalui jalur evakuasi yang benar dan aman menuju muster point, membantu team P3K untuk memastikan para korban yang pingsan dan cidera keluar mengikuti jalur evakuasi yang benar dan aman menuju muster point).
- Team P3K (Mirwan, Rudi T, Dito, Ivan E, Irwan S.) mencari korban yang cidera atau pingsan, ditemukan karyawan logistik (Sahid dan Aris S.) pingsan diduga akibat shock, maka Team P3K melakukan pertolongan pertama, dengan cara membaringkan ditempat yang aman lakukan nafas buatan jika perlu, jika keadaan tidak memungkinkan langsung baringkan di tandu dan bawa melalui jalur evakuasi yang aman menuju muster point. Ditemukan juga karyawan operator produksi (Fuji S dan Karno KW) terluka kakinya akibat tertimpa potongan kayu palet, maka baringkan ditempat aman, namun jika tidak memungkinkan, bawa dengan tandu atau jika masih bisa berjalan bimbinglah atau gendonglah melalui jalur evakuasi yang benar dan aman untuk menuju muster point. Hal ini team P3K bisa meminta bantuan team evakuasi atau karyawan lain yang selamat.
- Team pemadam memanfaatkan APAR dan APAB untuk berusaha memadamkan api mengikuti arah angin dan menyingkirkan barang-barang yang mudah terbakar disekitar sumber api.
- Pengawas ERT, mendata korban yang terluka, dibantu security memeriksa kamar mandi, toilet dan ruangan lainnya, menyiapkan daftar nama-nama karyawan, memastikan karyawan yang dievakuasi berada di muster point dengan aman dan nyaman. Menyiapkan laporan investigasi keadaan darurat
- Koordinatoor, mengkoordinir team tanggap darurat, mengumumkan keadaan aman.
4. Pemulihan Keadaan Darurat
Team Tanggap Darurat, telah selesai melaksanakan kegiatan menangani keadaan darurat sesuai dengan tugasnya masing-masing, Setelah koordinator mengumumkan keadaan aman, team berkumpul untuk mendengarkan arahan dari koordinator tentang upaya pemulihan keadaan darurat, yaitu masing-masing team melakukan upaya pemulihan dengan cara :
- Team Komunikasi, menyiapkan laporan proses komunikasi secara tertulis (krnologis komunikasi) kepada koordinator melalui pengawas.
- Team Evakuasi, melakukan pemulihan dengan cara membantu team P3K memobilisasi korban yang terluka yang mungkin selanjutnya akan di bawa ke rumah sakit dan lain sebagainya.
- Team P3K, terus memberi pertolongan kepada korban bersama-sama dengan petugas medis.
- Team pemadam/tumpahan, membersihkan lokasi kebakaran dan tumpahan-tumpahan yang timbul akibat adanya keadaan emergency.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar